filsuf cinta

Sabtu, 16 April 2011

Proses Komunikasi antar Pendidikan dan Peserta Didik

Komunikasi merupakan bagian yang hakiki dari kehidupan manusia. Demikian pula dalam kehidupan di sekolah, komunikasi guru-siswa mempunyai arti yang sangat besar bagi kehidupan dan pengembangan pengetahuan. Komunikasi dan hubungan manusiawi guru-siswa merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembelajaran. Hal ini disebabkan bantuan guru kepada siswa di dalam maupun di luar pembelajaran formal dapat memberi pengaruh, terutama golongan yang bersifat psikis untuk menyelesaikan tugas-tugas dan penyelesaian pendidikan. Seorang guru pun harus mengetahui tindakan yang tepat dalam mengajar, agar proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan.

A. Proses Komunikasi Pendidikan Melalui Materi Kurikulum, Metode dan Tujuan
Materi kurikulum bagi guru merupakan sumber bahan belajar utama dalam penyusunan silabus. Materi kurikulum sangat penting sebagai pedoman untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran. Materi pembelajaran pada buku kurikulum hanya pokok-pokok materi pembelajaran, sehingga tugas gurulah untuk aktif dan kreatif mengembangkan materi pembelajaran tersebut.
Di dalam pelaksanaan kurikulum kita mengharapkan para siswa menguasai sebanyak-banyaknya bahan yang terbaik dan diperoleh dengan cara yang terbaik pula. Keberhasilan pengajaran atau pelaksanaan suatu kurikulum sangat dipengaruhi kondisi dan aktivitas siswa, guru, serta para pelaksana kurikulum lainnya; oleh kondisi lingkungan fisik, sosial budaya dan psikologis sekitar, oleh kondisi dan kelengkapan sarana dan prasarana, baik di sekolah maupun dalam keluarga. Pendidikan dan pengajaran selalu berlangsung dalam keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan kemampuan, fasilitas, waktu, tempat maupun biaya.Yang harus selalu diupayakan oleh para penyusun, pengambang dan pelaksana pendidikan umumnya, kurikulum khususnya, adalah mengoptimalkan hasil sesuai dengan kondisi yang ada, di samping mengoptimalkan isi dan prosesnya sendiri.
Metode mengajar pun sangat diperlukan dalam berkomunikasi saat proses belajar mengajar, yaitu teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa dengan baik.
Agar dapat menerapkan suatu metode pembelajaran yang relevan dengan situasi tertentu, perlu dipahami keadaan metode pembelajaran tersebut. Beberapa macam metode mengajar yang biasanya dilakukan oleh pendidik (guru) saat proses belajar mengajar, diantaranya:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah ialah suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran dimana cara menyampaikan pengertian-pengertian materi pengajaran kepada anak didik dilaksanakan dengan lisan oleh guru di dalam kelas.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab ialah suatu metode di dalam pendidikan dan pengajaran dimana guru bertanya sedangkan murid-murid menjawab tentang bahan materi yang ingin diperolehnya.
3. Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok dalam memecahkan masalah untuk mengambil kesimpulan. Ada beberapa jenis diskusi:
a. Diskusi formal
Dimana dalam diskusi itu perlu adanya ketua dan penulis serta pembicara yang diatur secara formal.

b. Diskusi informal
Dimana satu sama lain bersifat “face to face relationship” (tatap muka dalam keakraban).
c. Diskusi panel
Diskusi ini menghadapi masalah yang ditinjau dari beberapa pandangan. Pada umumnya panel ini dilaksanakan oleh beberapa orang saja, yang dapat juga diikuti oleh banyak pendengar.
d. Diskusi dalam bentuk simposium
Diskusi ini hampir sama dengan diskusi panel, hanya simposium lebih formal.
e. Lecture discution
Diskusi ini dilaksanakan dengan membeberkan suatu persoalan, kemudian didiskusikan, biasanya hanya satu pandangan atau persoalan saja.
4. Metode Pemberian Tugas Belajar (Resitasi)
Metode dimana murid diberi tugas di luar jam pelajaran.
5. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dimana guru atau orang lain yang sengaja atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses.
Metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid sama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan praktis dari apa yang diketahui.
6. Metode Kerja Kelompok
Kelompok dari kumpulan beberapa individu yang bersifat paedagogis yang di dalamnya terdapat adanya hubungan timbale balik antar individu serta sikap saling percaya.
7. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan
Metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah laku dalam hubungan sosial. Sedangakan bermain peranan menekankan kenyataan dimana para murid diikutsertakan dalam permainan peranan di dalam mendemonstrasikan masalah-masalah sosial.

8. Metode Karyawisata
Metode pengajaran yang dilaksanakan dengan cara bertamasya di luar kelas.
9. Metode Mengajar Beregu
Suatu cara menyajikan bahan pelajaran yang dilakukan bersama oleh dua orang atau lebih kepada kelompok pelajar untuk mencapai tujuan pengajaran.
10. Metode Proyek (Unit)
Suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisasikan sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kasatuan bulat yang bermakna dan mengadung suatu pokok masalah.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa komponen yang sangat berpengaruh bagi proses komunikasi saat belajar mengajar, yaitu:
a. Komunikator (guru) dan komunikan (siswa),
b. Informasi atau pesan (materi kurikulum),
c. Cara atau metode, alat atau media yang digunakan.
Berhasil tidaknya suatu proses komunikasi ditentukan oleh ketiga komponen tadi dan banyak tergantung kepada faktor guru dan siswa itu sendiri, serta relevansi pesan (materi kurikulum) yang disampaikan dan cara atau metode, alat atau media yang digunakan.
Tujuan melakukan komunikasi yang baik dan tepat ialah agar tercipta hubungan antara guru dengan siswa lebih akrab dan menguntungkan, terutama dalam situasi akademik. Agar hal itu terjadi, maka guru dan siswa harus mempunyai sikap sebagai berikut:
a. Keduanya harus saling mengenali.
b. Bersikap terbuka.
c. Saling percaya dan menghargai.
d. Guru berkesungguhan hati mau membimbing siswa dan siswa pun dengan berkesungguhan hati mau dibimbing.


B. Penerapan Teori Belajar Mengajar
1. Tahap-tahap pengelolaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar, meliputi:
a. Perencanaan,
b. Pengorganisasian,
c. Pengarahan, dan
d. Pengawasan.
2. Pelaksanaan belajar mengajar
Salah satu faktor yang mendukung kondisi belajar di dalam suatu kelas adalah job description proses belajar mengajar yang berisi serangkaian pengertian peristiwa belajar yang dilakukan oleh kelompok-kelompok siswa. Sehubungan dengan hal ini, job description guru dalam pelaksanaan proses belajar mengajar adalah:
a. Perencanaan instruksional, media untuk mengarahkan kegiatan-kegiatan organisasi belajar.
b. Organisasi belajar untuk menciptakan wadah dan fasilitas sesuai kebutuhan.
c. Menggerakkan anak didik. Memancing,
d. Supervisi dan pengawasan.
e. Penelitian yang bersifat assessment yang mengandung pengertian yang dibandingkan dengan pengukuran atau evaluasi pendidikan.
3. Komponen-komponen belajar mengajar
Berbagai usaha dilakukan untuk menganalisis proses pengolahan belajar mengajar ke dalam unsur-unsur komponennya, meliputi:
a. Merencanakan, mempelajari masa mendatang dan menyusun rencana kerja.
b. Mengorganisasikan, membuat organisasi usaha, manajer, tenaga kerja dan bahan.
c. Mengkoordinasikan, menyatukan dan mengkorelasikan semua kegiatan.
d. Mengawasi dan memeriksa agar segala sesuatu dikerjakan sesuai dengan peraturan yang digariskan dan instruksi-instruksi yang diberikan.

4. Jenis-jenis belajar
Untuk meningkatkan hasil belajara dalam bentuk pengaruh instruksional dan untuk mengarahkan pengaruh pengiring terhadap hal-hal positif dan berguna bagi siswa, guru harus pandai memilih isi pengajaran serta bagaimana proses belajar itu harus dikelola dan dilaksanakan di sekolah. Ada dua jenis belajar yang perlu dibedakan:
a. Belajar konsep, lebih menekankan hasil belajar pada pemahaman fakta dan prinsip, banyak tergantung pada apa yang diajarkan guru, yaitu bahan atau iasi pelajaran, dan lebih bersifat kognitif.
b. Belajar proses, lebih menekankan pada masalah bagaimana bahan pelajaran itu diajarkan dan dipelajari.

C. Perumusan Taksonomi Tujuan Pendidikan
Untuk membawa anak kpada tujuan akhir, maka perlu anak diantar terlebih dahulu kepada tujuan dari bagian-bagian pendidikan. Menurut Langeveld, tujuan pendidikan itu ada bermacam-macam, yaitu:
1. Tujuan umum
Tujuan ini juga disebut tujuan total, tujuan yang sempurna atau tujuan akhir ialah untuk membentuk insane kamil atau manusia sempurna.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus ialah tujuan-tujuan pendidikan yang telah disesuaikan dengan keadaan-keadaan tertentu, dalam rangka untuk mencapai tujuan umum pendidikan.
3. Tujuan tak lengkap
Tujuan tak lengkap yang dimaksud adalah tujuan dari masing-masing aspek pendidikan yang menganggap dirinya seolah-olah terlepas dari aaspek pendidikan yang lain.
4. Tujuan insidentil
Tujuan ini timbul secara kebetulan, secara mendadak dan hanya bersifat sesaat.

5. Tujuan sementara
Tujuan sementara adalah tujuan-tujuan yang ingin kita capai dalam fase-fase tertentu dari pendidikan.
6. Tujuan perantara (tujuan intermediair)
Tujuan ini merupakan alat atau sarana untuk mencapai tujuan-tujuan yang lain.

Adapun tingkatan/jenjang tujuan pendidikan yang sesuai dengan ruang lingkup dan sasaran yang hendak dicapai oleh tujuan itu, diantaranya:
1. Tujuan pendidikan nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum dari sistem pendidikan nasional. Ketentuan tentang tujuan pendidikan telah ditetapkan dalam siding MPR Republik Indonesia No. XXV/MPRS/1966 Bab II Pasal 3 dab Pasal 4 yang berbunyi: Tujuan pendidikan membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan seperti yang dikehendaki oleh Undang-Undang Dasar 1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1945.
2. Tujuan lembaga pendidikan
Setiap lembaga pendidikan, sejak dari taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi, masing-masing mempunyai tujuan yang hendak dicapai, dan tujuan itu berbeda-beda satu sama lain berdasarkan pada jenis lembaga dan untuk siapa lembaga itu disediakan.
3. Tujuan kurikulum
Kurikulum dari setiap pendidikan di Indonesia harus mencerminkan jiwa mukadimah UUD’45. Kutikulum juga harus diintegrasikan dengan Nation and Character Building sebagai alat pembinaan manusia Pancasila dan pembangunan.
4. Tujuan mata pelajaran
Di dalam setiap kelompok terdapat sejumlah mata pelajaran. Dan setiap mata pelajaran memiliki tujuan-tujuannya sendiri yang berbeda satu sama lain. Tujuan-tujuan mata pelajaran ini merupakan penjabaran dari tujuan kurikulum dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional.
5. Tujuan mengajar dan belajar
Tujuan mengajar adalah tujuan yang bersifat operasional. Tujuan dalam waktu yang singkat dapat tercapai, yakni setelah selesai jam pelajaran tertentu. Tujuan mengajar senantiasa merupakan tujuan khusus, yang dirumuskan dalam rencana mengajar harian atau lesson plan.
Tujuan dari belajar itu sendiri ialah agar adanya perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.



PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Berhasil tidaknya suatu proses komunikasi dalam proses pembelajran, ditentukan melalui materi kurikulum, metode dan tujuan. Materi kurikulum sangatlah penting sebagai pedoman untuk menentukan standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pembelajaran. Dalam menyampaikan materi-materi tersebut dibutuhkan ketepatan dalam memilih metode pengajaran, diantaranya metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, demonstrasi dan eksperimen, sosiodrama dan bermain peranan, karyawisata, mengajar beregu, dan proyek (unit). Proses pengajaran yang baik ialah yang mengacu pada tujuan umum pendidikan yakni membentuk manusia yang sempurna.
Penerapan teori belajar mengajar biasanya melalui beberapa tahap. Mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi pembelajaran. Dan selalu berpatokan pada tujuan pendidikan yang berlaku.
Menurut Langeveld, tujuan pendidikan itu ada bermacam-macam, yaitu: tujuan umum, tujuan khusus, tujuan tak lengkap, tujuan insidentil, tujuan sementara, dan tujuan perantara.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Joko Tri Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Ahmadi, Abu dan Nur uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2004. Proses belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 1997. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdkarya.
Sumiati dan Asra. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar