filsuf cinta

Kamis, 06 Januari 2011

KURIKULUM MAKALAH

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tugas utama seorang guru adalah membimbing, mengajar, serta melatih peserta didik secara professional sehingga dapat mengantarkan peserta didiknya kepada pencapaian tujuan pendidikan. Sehingga untuk melaksanakan tugas tersebut guru harus berpedoman pada suatu alat yang disebut kurikulum. Banyak mahasiswa yang belum mengetahui tentang kurikulum dan apa saja yang terkait dengan kurikulum.

1.2 Rumusan Masalah
- Apa pengertian kurikulum?
- Apa saja komponen kurikulum?
- Apa fungsi kurikulum?
- Bagaimana kedudukan kurikulum?
- Bagaimana pengembangan kurikulium?
- Bagaimana perkembangan krikulum di Indonesia?

1.3 Tujuan
- Mengetahui pengertian kurikulum.
- Memahami komponen kurikulum.
- Mengetahui fungsi kurikulum.
- Mengetahui cara mengembangkan kurikulum.
- Mengetahui perkembangan kurikulum di Indonesia.









BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurukulum
Tugas utama seorang guru adalah membimbing, mengajar, serta melatih peserta didik secara professional sehingga dapat mengantarkan peserta didiknya kepada pencapaian tujuan pendidikan. Sehingga untuk melaksanakan tugas tersebut guru harus berpedoman pada suatu alat yang disebut kurikulum. Berikut ini adalah beberapa pengertian kurikulum:
- UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19:
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
- UU RI No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 9:
Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
- Ronald. C. Doll (1974): The commonly accepted definition of the curriculum has changed from content of course of study and list of subject and courses to all the experience which are offered to learnes unders the auspises or direction of the school.
- Johnson, (1967): Kurikulum….a structured series of itended learning out comes.
- Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
- Beauchamp (1968): A curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it is the plant for education of pupils during their enrollment in given school. Beauchamp lebih memberikan tekanan behwa kurikulum adalah siatu rencana pendidikan atau pengajaran.
- Caswel dan Chambell: Dalam buku mereka yang terkenal Curriculum Development (1935), kurikulum….to be composed of all experience children have a under the guidance of teacher.
- Zais menjelaskan bahwa kurikulumbukan hanya merupakan rencana tertulis begi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas, yang memberi pedoman dan mengatur lingnkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
- Menurut Robert S. Zais (1976, hal 3): Kurikulum sebagai bidang studi mencakup :1. The range of subject matters with which it is concerned (the substantive structure), and 2. The procedures of inkiuri and practice it follows (the syntactical structure).
- Menurut George A. Beaucham (1976 hal 58-59): Kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.
- William B. Ragam: Kurikulum adalah semua pengalaman anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
- Robert S. Flaming: Kurikulum pada sekolah modern dapat didefinisikan sebagai seluruh pengalaman belajar anak yang menjadi tanggung jawab sekolah.
- David Praff: Kurikulum adalah seperangkat organisasi pendidikan formal atau pusat-pusat pelatihan.
- Donald F.Gay (1960)dalam Asnah Said, menggunakan beberapa perumusan kurikulum sebagai berikut:
a.Kurikulum terdiri atas sejumlah bahan pelajaran yang secara logis.
b.Kurikulum terdiri atas pengalaman belajar yang direncanakan untuk membawa perubahan perilaku anak.
c.Kurikulum merupakan desain kelompok social untuk menjadi pengalaman belajar anak di sekolah.
d.Kurikulum terdiri atas semua pengalaman anak yang mereka lakukan dan rasakan di bawah bimbingan belajar.
- Nengly and Evaras (1976): Kurikulum adalah semua pengalaman yang direncanakan yang dilakukan oleh sekolah untuk menolong para siswa dalam mencapai hasil belajar kepada kemampuan siswa yang paling baik.
- Inlow (1966): Kurikulum adalah susunan rangkaian dari hasil belajar yang disengaja. Kurikulum menggambarkan (atau paling tidak mengantisipasi) dari hasil pengajaran.
- Saylor (1958): Kurikulum adalah keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi proses belajar mengajar baik langsung di kelas tempat bermain, atau di luar sekolah.




2.2 Komponen Kurikulum
2.2.1 Komponen tujuan
Yaitu arah atau sasaran yang hendak dituju oleh proses penyelenggaraan pendidikan. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah 1975/1976 dikenal kategori:
- Tujuan pendidikan nasional yang merupakan tujuan jangkan panjang, tujuan ideal pendidikan bangsaI ndonesia.
- Tujuan institusional, merupakan sasaran pendidikan sesuatu lembaga pendidikan.
- Tujuan kurikuler, adalah tujuan yang ingin dicapai oleh sesuatu program studi.
- Tujuan instruksional, merupakan target yang harus dicapai oleh sesuatu mata pelajaran. Yang masih dibagi menjadi tujuan instruksional umum (tujuan jangka panjang) memerlukan waktu yang lebih lama dan lebih sukar diukur dan tujuan instruksional khusus (tujuan jangka pendek) misalnya penekanan pada perilaku siswa.
Dengan tujuan yang jelas, dapat diupayakan berbagai kegiatan atau perangkat untuk mencapainya.
2.2.2 Isi kurikulum
Mencakup pengalaman-pengalaman yang akan diperoleh siswa dalam kegiatan belajar di sekolah. pengalaman-pengalaman ini mencakup tujuan khusus, bahan ajaran, strategi mengajar, media dan sumber belajar. Pengalaman-pengalaman ini dirancang dan diorganisir sedemikian rupa sehingga apa yang diperoleh siswa sesuai dengan tujuan.
2.2.3 Metode belajar
Ialah bagaimana cara siswa memperoleh pengalaman belajar untuk mencapai tujuan. Menurut Tyler metode belajar yang efektif adalah:
- Berkesinambungan yaitu adanya pengulangan kembali unsur-unsur utama kurikulum, misalnya keterampilan membaca.
- Berurutan yaitu isi kurikulum diorganisasi dengan cara mengurutkan bahan pelajaran sesuai dengan tingkat kedalaman yang dimiliki.
- Keterpaduan yaitu adanya penggabungan yang menunjukkan kepada hubungan horizontal pengalaman belajar yang menjadi isi kurikulum, sehingga dapat membantu siswa memperoleh pengalaman itu dalam satu kesatuan.(pengembangan inovasi dan kurikulum)


2.2.4 Evaluasi kurikulum
Berfungsi untuk Mengetahui apakah sasaran yang ingin dituju dapat tercapai atau tidak.Untuk menilai apakah proses kurikulum berjalan secara optimal atau tidak.
Perbaikan-perbaikan kurikulum seperlunyaDua sasaran utama dalam mengevaluasi, yaitu evaluasi terhadap hasil kurikulum dan evaluasi terhadap proses kurikulum
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan pada umumnya, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum.Evaluasi kurikulum sukar dirumuskan secara tegas, hal itu disebabkan beberapa factor:
1.Evaluasi kurikulum berkenaan dengan fenomena-fenomena yang terus berubah.
2.Objek evaluasi kurikulum adalah sesuatu yang berubah-ubah sesuai dengan konsep kurikulum yang digunakan.
3.Evaluasi kurikulum merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia yang sifatnya juga berubah.
Evaluasi merupakan kegiatan yang luas, kompleks dan terus-menerus untuk mengetahui proses dan hasil pelaksanaan system pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dan dalam rentan waktu yang cukup luas, mulai dari yang bersifat sangat informal evaluasi kurikulum berbentuk perkiraan, dugaan atau pendapat tentang perubahan-perubahan yang telah dicapai oleh program sekolah. komponen-komponen kurikulum yang dievaluasi juga sangat luas. Program evaluasi kurikulum bukan hanya mengevalausi hasil belajar siswa dan proses pembelajarannya, tetapi juga desain dan implementasi kurikulum, kemampuan dan unjuk kerja guru, kemampuan dan kemajuan siswa, sarana, fasilitas dan sumber belajar.

2.3 Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum identik dengan pengertian kurikulum itu sendiri yang berorientasi pada pengertian kurikulum dalam arti luas, maka fungsi kurikulum mempunyai arti sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan pada suatu tingkatan lembaga pendidikan tertentu dan untuk memungkinkan pencapaian tujuan dari lembaga pendidikan tersebut.
2. Sebagai batasan daripada program kegiatan (bahan pengajaran) yang akan dijalankan pada suatu semester, kelas, maupun pada tingkat pendidikan tersebut.
3. Sebagai pedoman guru dalam menyelenggarakan Proses Belajar Mengajar, sehingga kegiatan yang dilakukan guru dengan murid terarah kepada tujuan yang ditentukan
Fungsi khusus kurikulum
a.Fungsi preventif
Dimaksudkan agar guru terhindar dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam kurikulum.
b.Fungsi korektif
Sebagai rambu-rambu yang harus dipedomani dalam membetulkan pelaksanaan yang menyimpang dari kurikulum.
c.Konstruktif
Memberikan arah yang benar bagi pelaksanaan dan mengembangkan pelaksanaannya, asalkan arah pengembangannya mengacu pada kurikulum yang berlaku.

2.4 Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Misalnya dalam keluarga orang tua menginginkan anak yang soleh, sehat, pandai dan sebagainya tetapi orang tua sering tidak mempunyai rencana yang jelas. Disinilah pendidikan dalam lingkungan sekolah berperan lebih dibandingkan dengan pendidikan dikeluarga ataupun dimasyarakat. Kelebihan tersebut adalah:
1. pendidikan formal di sekolah memiliki lingkup isi pendidikan yang lebih luas,
bukan hanya berkenaan dengan pembinaan segi moral tetapi juga ilmu pengetahuan
dan ketrampilan.
2.pendidikan sekolah memberikan pengetahuan yang lebih tinggi, lebih luas dan
mendalam.
3.sekolah memiliki rancangan atau kurikulum secara formal dan tertulis, pendidikan
di sekolah dilaksanakan secara berencana dan sistematis.Kurikulum merupakan syarat mutlak bagi pendidikan di sekolah, hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pendidikan atau pengajaran.
Dengan adanya kurikulum dapat menuntun dan mengkontrol pendidikam agar sesuai dengan tujuan pendidikan atau agar pendidikan mencapai tujuan yang diindinkan.
2.5 Pengembangan Kurikulum
.Dengan mengetahui fungsi kurikulum pada dasarnya adalah program kegiatan yang tercantum dalam kurikulum yang akan mempengaruhi atau menentukan bentuk pribadi murid yang diinginkan. Oleh karena itu pengembangan kurikulum perlu memperhatikan beberapa hal:
a) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
b) Tuntutan dunia kerja.
c) Aturan agama, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
d) Dinamika perkembangan global.
e) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Dalam melakukan pengembangan kurikulum, jika memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka akan menghasilkan peserta didik yang memiliki kepribadian sebagai seorang muslim dan mampu menyesuaikan diri di mana mereka hidup di tengah-tengah masyarakat.

1.Prinsip-prinsip Umum
a)Prinsip relevansi keluar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup
dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan perkembangan
masyarakat. Prinsip relevansi didalam yaitu ada kesesuaian atau keterpaduan atau
konsistensi antara komponen-komponen kurikulum, antara tujuan, isi, proses
penyampaian, dan penilaian.
b)Fleksibilitas, kurikulum mempunyai sifat lentur atau fleksibel. Suatu kurikulum
yang baik adalah kurikulum yang berisi hal yang solid, tetapi dalam pelaksanaannya
memungkinkan terjadinya penyesuaian berdasarkan kondisi daerah, waktu maupun
kemampuan, dan latar belakang anak.
c)Kontinuitas, yaitu kesinambungan. Perkembangan dan proses belajar anak
berlangsung secara berkesinambungan. Perlu adanya komunikasi dan kerja sama
antara pengembang kurikulum sekolah dasa dengan SMTP, SMTA, dan Perguruan
Tinggi.
d)Praktis dan efisiensi, mudah dilaksanakan, mengguanakan alat-alat sederhana dan
dengan biaya yang murah.
e)Efektivitas, walaupun kurikulum tersebut murah tetapi keberhasilannya tetap harus
diperhatikan, baik secara kuantitas maupun kualitas.

2.Prinsip-prinsip khusus
a)Berkenaan dengan tujuan pendidikan
Pengembangan kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan.Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum dan khusus.
b)Berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan
Memiliki isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang telah dibuat para perencana kurikulum.
c)Berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar
Pemilihan proses belajar mengajar yang digunakan. Apakan metode yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan, dapat memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga dapat melayani perbedaan siswa, memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-tingkat, dan apakan lebih mengaktifkan siswa atau guru, atau bahkan kedua-duanya.
d)Berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran
Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media dan alat bantu pengajaran yang tepat.
e)Berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian Langkah-langkah dalam
penyusunan alat penilaian (test)

2.6 Perkembangan Kurikulum Di Indonesia
Dalam perkembangannya kurikulum di Indonesia telah berkembang berkali-kali. Berikut ini penjelasan singkat tentang berbagai kurikulum yang mewarnai dunia pendidikan di Indonesia :
RENCANA PELAJARAN 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan (dalam bahasa Belanda) artinya rencana pelajaran, lebih popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Asas pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950.
RENCANA PELAJARAN TERURAI 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran Terurai 1952.
KURIKULUM 1968
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.
KURIKULUM 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
KURIKULUM 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
KURIKULUM 1994 dan SUPLEMEN KURIKULUM 1999
1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.
KURIKULUM 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa.
KTSP 2006
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional.


BAB III
PENUTUPAN

Menurut UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 19 menjelasjan bahwa: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam kurikulum terdapat empat (4) komponen, yaitu: tujuan kurikulum, isi kurikulum, metode kurikulum dan evaluasi kurikulum. Terdapat beberapa fungsi kurikulum yang bermanfaat untuk pendidikan dan yang paling utama adalah untuk mencapai tujuan pendidikan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengemgangan kurikulum:
a) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
b) Tuntutan dunia kerja.
c) Aturan agama, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
d) Dinamika perkembangan global.
e) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Dalam perkembangan kurikulum di Indonesia terdapat beberapa kurikulum yang mewarnai dunis pendidikan di Indonesia, diantaranya:
- Rencana Pelajaaran 1947.
- Rencana Pelajaran Terurai 1952
- Kurikulum 1968
- Kurikulum 1975
- Kurikulum 1984 (CBSA)
- Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
- Kurikulum 2004 (KBK)
- Kurikulum 2006 (KTSP)







DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 2007. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hasan, Hamid S. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, S. 2006. Kurikulum Yang Didempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 1995. Asas-Asas Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana, Nana. 1996. Pembinaan dan Pengenbangan Kurikulum Di Sekolah. Bandung: Sinar Baru.
Syam, Mohammad Noor. 1983. Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.

1 komentar: